عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرْ بْنِ
عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ،
وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ
عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ
[رواه مسلم]
Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary
radhiallahuanhuma : Seseorang bertanya kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam, seraya berkata : Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat
yang wajib, berpuasa Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang
haram dan saya tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga ?. Beliau
bersabda : Ya.(Riwayat Muslim)
Pengajaran Hadis
1. Setiap muslim
dituntut untuk bertanya kepada ulama tentang syariat Islam, tentang
kewajibannya dan apa yang dihalalkan dan diharamkan baginya jika hal tersebut
tidak diketahuinya.
2. Penghalalan dan
pengharaman merupan aturan syariat, tidak ada yang berhak menentukannya kecuali
Allah ta’ala.
3. Amal shalih merupakan
sebab masuknya seseorang kedalam surga.
4. Keinginan dan
perhatian yang besar dari para shahabat serta kerinduan mereka terhadap surga
serta upaya mereka dalam mencari jalan untuk sampai ke sana.
Tiada ulasan:
Ulasan baru tidak dibenarkan.