Pada Zaman dahulu sebelum diutusnya nabi Muhammad SAW ada
tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam disebuah gua. Ketika mereka
berada di gua ada sebuah batu besar jatuh dari atas bukit dan menutupi pintu
gua hingga mereka tidak dapat keluar. Mereka Berkata : Kita tidak bisa keluar
dari gua ini melainkan bila kita bertawassul kepada Allah Ta'ala dengan amal
yang paling istimewa yang pernah kita kerjakan.
Kemudian salah seorang diantara mereka berdo'a : Ya
Allah, kami mempunyai ayah dan ibu yang telah lanjut usia. Kami tidak biasa
memberi minum susu kepada siapapun sebelum keduanya minum terlebih dahulu,
termasuk keluarga dan pelayan kami.
Pada suatu hari kami terlalu jauh ke dalam mencari kayu
bakar hingga malam hari baru pulang. Sesampainya dirumah kami langsung memerah
susu untuk ayah dan ibu, ternyata keduanya telah tidur. Kami segan membangunkan
keduanya, dan kami juga tidak akan memberikan minuman kepada siapapuun sebelum
kedua orang tua kami yang meminum.
Maka kami memegang minuman itu untuk menunggu ayah dan
ibu kami bangun hingga terbit fajar. Kemudian keduanya telah bangun, lalu kami
memberikan minuman kepada keduanya. Padahal malam itu anak kami merengek-rengek
didekat kaki ku meminta minum tetapi kami tidak meladeninya.
Ya Allah, jika kami melakukan hal itu semata-mata hanya
mencari ridla Mu, maka lepaskanlah kami dari bencana ini. Lalu batu itu
bergeser sedikit dan mereka belum dapat keluar dari gua itu.
Orang kedua berdo'a: Ya Allah kami pernah jatuh cinta
kepada anak gadis paman kami, kami ingin sekali tidur bersamanya tetapi ia
selalu menolak. Pada suatu hari ia menderita kelaparan, lalu datang kepada kami
untuk meminta bantuan makanan. Maka kami berikan kepadanya uang sebesar 120
dinar dengan syarat mau kami ajak tidur, lalu ia menerima syarat itu. Kami
membawa nya ke suatu tempat, dan kami melakukan apa saja yang ingin kami
lakukan. Maka ketika kami telah duduk diatas kedua kakinya, tiba-tiba ia
berkata: Takutlah kamu kepada Allah, dan jangan dipecahkan selaput ini
melainkan dengan cara yang halal. Maka kami terus pergi meninggalkan gadis itu.
Padahal kami sangat menginginkan nya, dan kami tinggalkan juga emas yang telah
kami berikan padanya.
Ya Allah jika kami melakukan hal itu semata-mata hanya
mencari ridla Mu, maka lepaskanlah kami dari bencana ini. Lalu batu itu
bergeser sedikit, tetapi mereka belum juga dapat keluar dari gua.
Kemudian orang yang ketiga berdo'a: Ya Allah kami adalah
seorang majikan yang punya banyak buruh. Pada suatu hari ketika kami membagikan
upah pada mereka, tiba-tiba ada seorang buruh yang pergi tanpa mengambil upah
nya dan tidak kembali lagi esok nya hingga tidak ketahuan beritanya.
Maka upahnya kami kembangkan hingga banyak, beberapa
tahun kemudian ia datang kepada kami, lalu ia berkata : Tuan saya mau mengambil
upah saya yang dulu belum saya ambil pada tuan.
Saya menjawab : Semua kekayaan yang ada didepan matamu
itu yang berupa unta, sapi, kambing berikut pengembalanya itu adalah milik mu.
Ia pun berkata seperti tidak percaya: Tuan jangan mengejek saya. Saya menjawab
: Sedikitpun tidak mengejekmu dan ini benar adanya. Kemudian ia membawa semua
harta tersebut.
Ya Allah, jika kami melakukan hal itu semata-mata hanya
mencari ridla Mu, maka lepaskanlah kami dari bencana ini. Maka batu itu bergeser
dari mulut gua, terbuka lebar hingga mereka bertiga dapat keluar dari gua itu.
Kesimpulan :
- Kisah ini diambil dari hadits nabi Muhammad SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Imam Muslim dari Abi Abdurohman Abdullah
Ibnu Umar ra.
- Amal Shaleh bisa dijadikan wasilah dalam berdo'a.
- Pentingnya Ikhlas dalam beramal.